- Xiaomi, salah satu merek smartphone terbesar di Tiongkok, telah melakukan sesuatu yang belum bisa dilakukan Apple: meluncurkan mobilnya sendiri.
- Model sedan Xiaomi SU7 langsung menjadi primadona pasar, dengan lebih dari 135.000 unit terjual pada tahun 2024, menurut laporan terbaru.
- Xiaomi berencana meluncurkan SUV baru akhir tahun ini, yang diprediksi akan memperkuat pertumbuhan penjualan mereka yang luar biasa.
Xiaomi SU7, yang sering dijuluki sebagai “Apple Car dari Tiongkok,” secara mengejutkan hadir di pasar kendaraan listrik global pada Desember 2023. Kehadirannya membuktikan bahwa sedan masih diminati di Tiongkok, meskipun pasar global kini lebih condong ke crossover dan SUV. SU7 adalah satu-satunya kendaraan listrik Xiaomi saat ini, namun berhasil mencatatkan penjualan yang mengesankan, dengan rata-rata 20.000 unit terjual setiap bulan selama empat bulan terakhir.
Menurut laporan dari CnEVPost, Xiaomi telah mengirimkan lebih dari 135.000 unit kendaraan pada tahun 2024, dan perusahaan optimis pertumbuhan ini akan terus berlanjut. Xiaomi menargetkan penjualan 300.000 unit pada tahun 2025 dengan menambah model kedua ke dalam portofolionya, yaitu YU7, sebuah crossover yang menjadi saudara dari SU7. Diperkirakan YU7 akan lebih sukses dibandingkan sedan SU7, berkat spesifikasi jarak tempuh, pengisian daya, dan performa yang mengesankan. Desainnya juga menarik perhatian, dengan kemiripan yang tidak bisa diabaikan dengan SUV super buatan Maranello.
Meskipun ukurannya lebih mendekati Tesla Model S dibandingkan Model 3, SU7 memiliki harga yang lebih terjangkau dibandingkan Model 3. Di Tiongkok, SU7 dibanderol sekitar $31.000 (sekitar $1.000 lebih murah dari Model 3). Untuk varian tertinggi, SU7 Ultra, yang memiliki tenaga hingga 1.500 hp, harganya mencapai sekitar $114.000. Varian ini dirancang khusus untuk menantang Porsche Cayman Turbo GT di lintasan Nürburgring Nordschleife.
Dalam persaingan pasar sedan listrik di Tiongkok, SU7 berhasil mengungguli Xpeng P7+, yang memiliki ukuran serupa namun harga lebih murah. Berdasarkan laporan CnEVPost, P7+ mencatatkan penjualan gabungan sekitar 20.000 unit pada Desember dan Januari.
Untuk spesifikasi baterai, SU7 varian Standard dilengkapi dengan kapasitas 73,6 kWh. Varian Pro memiliki baterai 94,3 kWh, sementara varian Max menawarkan kapasitas hingga 101 kWh. Xiaomi juga berencana meluncurkan baterai berkapasitas lebih besar tahun ini.
Dua baterai pertama menggunakan teknologi lithium iron phosphate (LFP), sedangkan baterai terbesar menggunakan kombinasi nikel, mangan, dan kobalt (NMC). Varian SU7 Max diklaim memiliki jarak tempuh hingga 800 kilometer (497 mil) berdasarkan standar CLTC.
Xiaomi YU7, yang sering disebut sebagai “versi listrik Ferrari Purosangue dari Tiongkok,” memiliki dimensi wheelbase dan panjang bodi yang sama dengan SU7. Namun, model ini dirancang untuk menarik pembeli SUV dengan posisi berkendara lebih tinggi dan interior yang lebih luas.
Meskipun platformnya sama, spesifikasi motor dan baterai YU7 diperkirakan serupa dengan SU7. Namun, varian Ultra dengan tenaga 1.500 hp kemungkinan tidak akan tersedia untuk YU7, karena varian tersebut lebih ditujukan untuk sedan yang berfokus pada performa lintasan.
Dengan momentum penjualan yang luar biasa dan crossover baru yang segera hadir di showroom, Xiaomi tampaknya siap mencapai target ambisius nya. Saat ini, Xiaomi hanya memasarkan mobilnya di Tiongkok, tetapi SU7 telah diperkenalkan di luar negeri, termasuk di Eropa.
Xiaomi juga menyatakan niatnya untuk memasuki pasar Eropa, meskipun belum ada jadwal pasti untuk debutnya di benua tersebut. Bahkan CEO Ford, Jim Farley, mengendarai SU7 selama enam bulan dan menyatakan kekagumannya terhadap kendaraan tersebut. Jelas, Xiaomi telah menemukan formula suksesnya. Kini, mereka berencana memperluas jangkauan dengan memasuki pasar baru dan meluncurkan model-model baru.
Sumber: InsideEVs. Artikel asli dapat dibaca di sini 🙂