Toyota menunjukkan performa luar biasa di segmen hybrid tahun lalu. Meski langkah mereka dalam menghadirkan mobil listrik murni (EV) masih terbilang lambat, dominasi mereka di pasar hybrid terus menguat. Berdasarkan laporan penjualan tahunan Toyota, penjualan model hybrid global meningkat sebesar 21,1% pada tahun lalu.
Di Amerika Serikat, performa Toyota di segmen hybrid juga sangat baik. Hampir semua model utama yang mereka tawarkan kini memiliki varian hybrid, kecuali Toyota GR 86, Supra, dan Lexus IS yang penjualannya masih kecil. Model seperti Camry, Land Cruiser, Sienna, Venza, dan Sequoia kini hanya tersedia dalam versi hybrid. Bahkan, diperkirakan RAV4, salah satu model terlaris Toyota, juga akan sepenuhnya beralih ke hybrid saat mengalami desain ulang di masa depan.
Sebagai pelopor teknologi hybrid sejak peluncuran Prius lebih dari 20 tahun lalu, keberhasilan Toyota di segmen ini tidak mengherankan. Teknologi hybrid mereka terus mengalami penyempurnaan, menghasilkan kendaraan yang andal, efisien, dan terjangkau. Kombinasi ini menjadikan mobil hybrid Toyota pilihan yang sangat menarik bagi konsumen.
Meski demikian, Toyota tetap mendapat kritik atas lambatnya transisi mereka ke kendaraan listrik murni. Dengan pengalaman panjang dalam elektrifikasi, banyak pihak yang mengharapkan Toyota memimpin era EV. Namun, hingga saat ini, kontribusi Toyota di pasar EV masih minim. Model bZ4x, satu-satunya EV Toyota yang dijual di AS, dianggap kurang kompetitif, begitu pula versi Lexus-nya. Sementara itu, para pesaing seperti Tesla, Hyundai, dan Volkswagen telah meluncurkan EV yang lebih menarik dan tersedia di pasar.
Namun, bagi konsumen yang belum siap beralih ke EV, hybrid Toyota tetap menjadi pilihan yang sangat baik. Hybrid menawarkan solusi transisi yang lebih terjangkau dan praktis, terutama bagi mereka yang tidak memiliki akses mudah ke pengisian daya listrik. Meskipun tidak sebersih EV, hybrid jauh lebih ramah lingkungan dibandingkan kendaraan berbahan bakar fosil konvensional. Selain itu, keandalan sistem hybrid Toyota, yang terbukti tahan lama, menjadi nilai tambah tersendiri. Banyak kendaraan hybrid Toyota, seperti Prius, yang mampu bertahan hingga ratusan ribu kilometer, menjadikannya pilihan yang berkelanjutan.
Namun, pendekatan Toyota yang fokus pada keandalan terkadang membuat mereka lambat mengadopsi teknologi baru. Misalnya, mereka baru mulai memperkenalkan mesin turbocharged lebih dari satu dekade setelah teknologi tersebut menjadi mainstream. Strategi ini tidak selalu berhasil, seperti yang terlihat pada masalah mesin turbo V6 di Toyota Tundra. Meski demikian, pendekatan hati-hati ini tampaknya berhasil pada bZ4x, yang sejauh ini relatif bebas dari masalah keandalan yang sering terjadi pada EV generasi pertama.
Secara global, kontribusi EV dalam portofolio Toyota masih kecil. Tahun lalu, mereka hanya menjual 139.832 unit EV, jauh lebih sedikit dibandingkan Tesla, Ford, atau Hyundai. Namun, angka ini menunjukkan peningkatan 34,5% dibandingkan tahun sebelumnya. Meski pertumbuhannya lebih cepat dibandingkan hybrid, EV Toyota masih memulai dari basis yang jauh lebih rendah. Sebagai perbandingan, Toyota menjual 4,14 juta unit hybrid pada tahun yang sama.
Di sisi lain, plug-in hybrid (PHEV) Toyota juga menunjukkan pertumbuhan positif. Tahun lalu, Toyota menjual 153.829 unit PHEV secara global, naik 23,4% dari tahun sebelumnya. Namun, penjualan ini tampaknya terbatas oleh kapasitas produksi. Model seperti RAV4 Prime tetap sangat diminati dan sering dijual di atas harga MSRP. Sebaliknya, bZ4x membutuhkan banyak insentif untuk menarik pembeli. Dengan momentum ini, belum jelas apakah EV akan melampaui PHEV di grafik penjualan global Toyota tahun depan.
Namun, tidak semua segmen elektrifikasi Toyota menunjukkan hasil positif. Penjualan kendaraan berbahan bakar hidrogen (FCEV) mereka turun drastis sebesar 55,8% tahun lalu, dari 4.023 unit pada 2022 menjadi hanya 1.778 unit pada 2023.
Secara keseluruhan, laporan ini tetap membawa optimisme. Elektrifikasi kendaraan global terus berkembang, meski mungkin tidak secepat yang diharapkan. Hybrid, sebagai langkah awal, tetap menjadi solusi yang baik bagi konsumen yang ingin beralih dari kendaraan berbahan bakar fosil. Dan di masa depan, saat EV semakin terjangkau dan infrastruktur pengisian daya semakin luas, transisi penuh ke kendaraan listrik akan menjadi lebih mudah bagi semua orang.
Jika hybrid adalah pilihan yang tepat untuk Anda saat ini, jangan ragu untuk menggunakannya. Pada saat Anda membeli mobil berikutnya, pilihan EV yang lebih baik pasti sudah tersedia.
Sumber: InsideEVs. Artikel asli dapat dibaca di sini 🙂