Kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV) kini menunjukkan daya tahan yang lebih baik dan sering kali lebih andal dibandingkan mobil bermesin pembakaran internal (Internal Combustion Engine/ICE).
Pernyataan ini merupakan hasil dari sebuah studi internasional yang dilakukan oleh peneliti dari University of Birmingham dan London School of Economics (LSE), Inggris. Penelitian tersebut menganalisis lebih dari 300 juta data, termasuk catatan dari 30 juta kendaraan.
Dipublikasikan dalam jurnal Nature Energy dan dikutip dari Carscoops pada Jumat (24/1), temuan ini memberikan gambaran menarik tentang sejauh mana teknologi kendaraan listrik telah berkembang.
Namun, para peneliti menegaskan bahwa penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk memahami potensi jangka panjang dari kendaraan listrik ini.
Penelitian ini menggunakan data uji MOT yang dianonimkan di Inggris sebagai sumber utama. Data tersebut mencakup periode dari tahun 2005 hingga 2022, memungkinkan para peneliti untuk menentukan kapan kendaraan berhenti digunakan dan jenis powertrain yang dimilikinya.
Secara garis besar, hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun kendaraan listrik awalnya kesulitan untuk bersaing dengan mobil berbahan bakar fosil, kini mereka telah berhasil menyusul.
“Walaupun kendaraan listrik berbasis baterai (Battery Electric Vehicle/BEV) adalah teknologi baru yang awalnya dianggap kurang andal, perkembangan pesat telah terjadi. BEV generasi terbaru diperkirakan memiliki masa pakai yang lebih panjang dibandingkan rata-rata kendaraan berbahan bakar fosil dalam kategori yang sama,” ungkap studi tersebut.
Salah satu temuan menarik dari penelitian ini adalah percepatan peningkatan keandalan kendaraan listrik berbasis baterai.
Penelitian mengungkapkan bahwa setiap tahun produksi baru, risiko kegagalan BEV berkurang hingga 12 persen. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan peningkatan keandalan sebesar 6,7 persen pada mobil bensin dan hanya 1,9 persen pada mobil diesel.
Dengan kata lain, jika Anda mempertimbangkan untuk membeli BEV, model terbaru memiliki kemungkinan jauh lebih kecil untuk mengalami kerusakan dibandingkan model sebelumnya.
“Penelitian kami memberikan wawasan penting mengenai masa pakai dan dampak lingkungan dari kendaraan listrik. BEV kini bukan lagi pilihan khusus, tetapi telah menjadi alternatif yang layak dan berkelanjutan untuk kendaraan tradisional, sebuah langkah besar menuju masa depan tanpa emisi karbon,” ujar Dr. Viet Nguyen-Tien, salah satu peneliti dari LSE.
Bagaimana performa EV modern dibandingkan?
Untuk mengukur perkembangan teknologi ini, para peneliti memberikan data konkret. BEV modern kini memiliki masa pakai rata-rata 18,4 tahun dan mampu menempuh jarak hingga 200.000 km sebelum berhenti beroperasi. Angka ini tidak hanya menyamai, tetapi bahkan melampaui rata-rata kendaraan berbahan bakar bensin.
Sebagai perbandingan, mobil berbahan bakar bensin memiliki umur rata-rata sedikit lebih panjang, yakni 18,7 tahun, namun jarak tempuhnya lebih rendah, sekitar 187.000 km. Sementara itu, mobil diesel memiliki masa pakai yang lebih pendek, yakni 16,3 tahun, tetapi mampu menempuh jarak lebih jauh, rata-rata mencapai 410.000 km.
Tentu saja, angka-angka ini merupakan rata-rata, sehingga hasil aktual bisa bervariasi tergantung pada kondisi kendaraan dan cara penggunaannya.
Tantangan di masa depan
Meski hasil penelitian ini menjanjikan, para peneliti mengakui bahwa masih banyak hal yang perlu dipelajari.
Saat ini, dunia masih berada dalam tahap awal transisi menuju kendaraan listrik, sehingga belum dapat dipastikan bagaimana performa EV modern akan bertahan dalam 20 hingga 30 tahun mendatang.
Selain itu, biaya penggantian baterai masih menjadi tantangan besar karena jauh lebih mahal dibandingkan penggantian komponen serupa pada kendaraan berbahan bakar fosil.
Para peneliti juga mencatat bahwa beberapa data yang digunakan dalam studi ini, seperti data MOT, mungkin memiliki kesalahan atau ketidaksempurnaan dalam pencatatan.
Namun demikian, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kendaraan listrik terus mengalami kemajuan signifikan. Hal ini memperkuat posisi mereka sebagai alternatif yang kompetitif dengan kendaraan berbahan bakar fosil di jalan raya saat ini.
Sumber: AntaraNews. Artikel asli dapat dibaca di sini 🙂